DP2KB Kukar Perkuat Ketahanan Keluarga, Inovasi Tangani Stunting Lewat Kolaborasi dan Program Orang Tua Asuh

Catatan.co, TENGGARONG – Di tengah upaya nasional menurunkan angka stunting, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) terus mengambil langkah strategis dengan fokus pada penguatan ketahanan keluarga dan kerja sama lintas sektor.

Plt. Kepala DP2KB Kukar, Dafip Haryanto, menyampaikan bahwa penanganan stunting saat ini tidak lagi sekadar soal angka, tetapi menyangkut keberlanjutan generasi yang sehat dan produktif.

“Kami berperan sebagai sekretariat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), terutama dalam hal dokumentasi dan pengumpulan data. Ini menjadi dasar untuk intervensi yang tepat sasaran,” ujar Dafip, Senin (19/5/2025).

Salah satu program inovatif yang sedang digalakkan adalah GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting). Uniknya, program ini tidak bergantung pada APBD, tetapi justru melibatkan pihak ketiga seperti perusahaan dan donatur.

“Kita membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat dan sektor swasta untuk terlibat. Bahkan satu anak yang diasuh pun harus ditangani dengan serius,” tegas Dafip.

Walau kini hanya satu perusahaan yang masih aktif dalam program ini—turun dari tiga sebelumnya—DP2KB Kukar tetap optimistis bahwa kolaborasi ini bisa diperluas kembali di masa depan.
Tak hanya itu, DP2KB Kukar juga membentuk Taman Keluarga, ruang edukasi terbuka yang dirancang untuk membekali para orang tua muda tentang pengasuhan anak yang tepat, sebagai langkah pencegahan stunting jangka panjang.

“Taman ini bukan sekadar taman bermain, tetapi tempat belajar bersama tentang pola asuh, gizi, dan kesehatan keluarga,” jelas Dafip.

Di berbagai Kampung KB, kolaborasi dengan perusahaan juga tetap berlangsung, seperti dalam penyediaan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi anak-anak yang berisiko stunting. Model ini dianggap efektif karena melibatkan langsung komunitas dan pelaku usaha dalam solusi bersama.

Di sisi lain, DP2KB Kukar juga tidak menutup mata terhadap perubahan struktur penduduk. Dafip menekankan pentingnya Program Ramah Lansia, yang mengedepankan aktivitas, kemandirian, dan peran sosial kelompok usia lanjut.

“Kita sedang menikmati bonus demografi, tetapi jangan lupa bahwa usia harapan hidup meningkat. Lansia harus diberdayakan, bukan dijadikan beban,” tegasnya.

Karena capaian dan inovasi ini, DP2KB Kukar telah mengusulkan agar program penanganan stunting masuk dalam Sinovik (Sistem Inovasi Pelayanan Publik). Selain itu, mereka juga tengah menjalin komunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk eksplorasi pengembangan lebih lanjut.

Dengan pendekatan yang menyentuh akar persoalan—keluarga, edukasi, dan kolaborasi lintas sektor—DP2KB Kukar berkomitmen menjadikan penurunan stunting sebagai gerakan bersama. Tidak hanya dikerjakan oleh pemerintah, tapi juga masyarakat dan dunia usaha.

“Kita sedang membangun generasi masa depan. Dan itu dimulai dari rumah, dari keluarga yang kuat dan sadar peran,” pungkas Dafip. (adv)