Catatan.com – Mungkinkah Layanan Kesehatan Gratis dan Berkualitas? Kesehatan adalah hak bagi seluruh warga negara dan merupakan salah satu isu yang paling penting dalam masyarakat. Akses layanan kesehatan yang berkualitas dan gratis menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi kesenjangan kesehatan.
Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam menyediakan layanan kesehatan gratis dan berkualitas, seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih, serta kesulitan dalam menjangkau masyarakat yang membutuhkan, seperti tempat tinggal yang berada pelosok. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas dan gratis. Sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati hidup yang sehat lagi sejahtera.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalokasikan dana subsidi sebesar Rp25 miliar untuk layanan Unit Gawat Darurat (UGD) gratis di lima Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemprov. Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Kaltim dalam meningkatkan akses serta kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin. Siapa pun yang datang ke UGD di RSUD milik Pemprov Kaltim dilayani hingga tuntas. (Antaranews.com, 18/6/2025)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) meluncurkan program Pelayanan Kesehatan dan Bermutu (Gratispol) di Samarinda, Rabu (18/6/2025). Kebijakan ini menjadi angin segar bagi publik karena menjamin seluruh penduduk Benua Etam untuk dapat mengakses layanan kesehatan secara cuma-cuma di semua fasilitas kesehatan. Masyarakat Kaltim kini cukup menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), atau Kartu Identitas Anak (KIA) untuk mendapatkan perawatan gratis. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyatakan program ini dirancang untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. (https://kaltim.tribunnews.com/2025/06/21/berobat-cuma-pakai-ktp-ini-penjelasan-lengkap-program-gratispol-kesehatan-kaltim)
Meragukan
Faktanya, masyarakat banyak yang menyangsikan program ini dapat terlaksana dengan baik. Lantaran BPJS saja banyak yang bermasalah, baik di bagian pelayanan yang sangat minimalis, hingga masalah administrasi yang berbelit-belit tatkala mau mengurus surat rujukan dan lainnya. Padahal, mereka membayar iuran tiap bulan.
Apalagi dengan kebijakan gaspol yang hanya dengan memakai KTP ketika mau berobat. Tidak menutup kemungkinan pelayanannya pun akan jauh dari kata layak. Karena faktanya, kesehatan hari ini merupakan barang mewah yang tak bisa didapatkan secara cuma-cuma.
Kebijakan ini seolah-olah seperti nyata berpihak pada rakyat, di tengah banyaknya kebijakan zalim yang jauh lebih besar seperti kelangkaan BBM, gas, dan sulitnya mendapatkan layanan publik yang layak. Padahal, semua itu adalah hak rakyat sepenuhnya.
Kenyataan ini begitu miris. Kebijakan ini pun terlihat hanya sebatas kebijakan populis ketika realitas pelayanan kesehatan khususnya BPJS, yang begitu banyak dikeluhkan masyarakat berkisar pada masalah antrean yang panjang, penolakan di beberapa fasilitas kesehatan, sulitnya mendapatkan jadwal tindakan, serta kurang ramahnya pelayanan. Bahkan, tidak profesionalnya petugas medis, akhirnya menurunkan kepercayaan akan kualitas pelayanan kesehatan.
Solusi Islam
Islam merupakan agama sekaligus ideologi yang sempurna dan paripurna. Islam menjamin kebutuhan pokok seluruh masyarakat, seperti sandang, pangan, dan perumahan yang memadai.
Selain itu, negara juga bertanggung jawab akan adanya jaminan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan gratis, fasilitas yang memadai, obat-obatan, makanan, bahkan uang saku setelah pasien sembuh. Negara pun menyediakan rumah sakit yang dilengkapi masjid, sekolah, dan perpustakaan. Disediakan pula dokter dengan spesialisasi yang lengkap.
Negara Islam juga mendukung penelitian-penelitian ilmiah di bidang kedokteran. Tak heran, Islam banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan di bidang kesehatan seperti Jabir Ibnu Hayyan. Beliau menemukan teknologi destilasi, pemurnian alkohol untuk desinfektan, juga mendirikan apotek pertama di Baghdad.
Ishaq bin Ali Rahawi beliau menulis kitab Adab Ath-Thabib untuk pertama kalinya ditunjukan untuk kode etik kedokteran. Di abad 9, ada Al-Kindi, beliau ahli di bidang kedokteran dengan mengukur derajat penyakit, mengukur kekuatan obat hingga dapat menaksir saat kritis pasien. Masih banyak ilmuwan lainnya yang begitu besar menorehkan tinta emas di bidang kesehatan.
Negara benar-benar menyediakan fasilitas secara gratis dan berkualitas di bidang kesehatan ini. Tidak hanya berlaku untuk kaum muslimin saja, tetapi juga untuk yang nonmuslim. Karena di dalam Islam, negara memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab memastikan kesejahteraan warganya.
Rasulullah bersabda, “ Imam (penguasa) adalah mengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang diurusnya.” (HR Muslim)
Dalam Islam, pemimpin sebagai raa’in dan junnah. Raa’in yaitu penanggung jawab kesejahteraan dan pemeliharan rakyatnya, sementara junnah pemimpin menjadi pelindung rakyat dari kezaliman.
Adapun pembiayaan untuk urusan kesehatan ini berasal dari baitulmal yang merupakan bagian dari kepemilikan umum. Negara memiliki sumber pemasukan yang sangat besar, terutama dari pengelolaan sumber daya alam yang berlimpah di setiap negeri muslim. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan biaya pemeliharaan kesehatan rakyat.
Negara juga sangat memperhatikan upaya kuratif dan preventif sehingga secara optimal dapat menekan angka kesakitan. Begitu juga, negara memberikan edukasi ke berbagai lapisan masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Negara pun menyediakan makanan, minuman halal dan baik serta mengeluarkan kebijakan stop impor makanan yang tidak halal dan yang merusak kesehatan. Hal ini diupayakan agar masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan.
Semua prestasi dan keunggulan ini bisa terjadi tidak lain karena adanya negara, yaitu daulah Islam. Hal ini membuktikan bahwa kaum muslimin dari dulu begitu memahami bahwa sehat itu tidak hanya urusan dokter, tetapi adanya kerjasama dari negara dan ilmuwan yang hasilnya melahirkan generasi dan peradaban unggul.
Wallahu a’lam bi ash-shawab []
Penulis. Rahmayanti
(Aktivis Dakwah Berau)