Catatan.co, SAMARINDA – Rencana ambisius Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur untuk menggelar sejumlah ajang multi event olahraga tahun ini harus mengalami penyesuaian serius. Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah provinsi membuat banyak kegiatan harus dipilah ulang, bahkan tak sedikit yang berisiko batal.
Awalnya, Dispora Kaltim berencana menggelar tiga jenis multi event olahraga: bela diri, permainan, dan olahraga terukur. Namun, dengan adanya keterbatasan dana, rencana besar itu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan.
“Tadinya kami sudah susun konsep tiga kelompok multi event. Tapi sekarang kami harus realistis. Mana yang paling strategis, itu yang kami utamakan,” ujar Rasman Rading, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim.
Untuk saat ini, cabang olahraga bela diri seperti pencak silat, karate, taekwondo, dan anggar masih masuk dalam daftar kegiatan yang diprioritaskan. Rasman menilai cabor ini memiliki potensi besar dan banyak menyumbang prestasi di tingkat nasional.
Sementara itu, cabang dari kelompok olahraga terukur seperti atletik, renang, dayung, serta dari kelompok permainan seperti basket, tenis meja, dan voli, kemungkinan besar ditangguhkan pelaksanaannya.
“Kalau melihat efisiensi, memang tidak semua bisa dijalankan. Jadi kami akan lebih fokus pada event unggulan yang berdampak besar terhadap pembinaan,” tambahnya.
Rasman menegaskan bahwa multi event sebenarnya merupakan cara cerdas untuk membina atlet sekaligus menjaring bibit baru. Ajang ini memberi kesempatan bagi atlet muda untuk tampil dan bersaing dalam satu waktu.
“Ini metode efektif, hemat dari segi pelaksanaan, dan bisa menjangkau banyak atlet muda. Tapi ya, kondisi memaksa kami menyesuaikan,” jelasnya.
Kaltim sendiri memiliki tantangan geografis yang berbeda dengan Pulau Jawa. Jarak antarwilayah yang jauh membuat partisipasi dalam event nasional kerap memakan biaya besar. Karena itu, Rasman menyebut pentingnya peran pemerintah daerah untuk tetap mendukung turnamen lokal.
“Kalau di Jawa, event bisa digelar hampir tiap minggu karena dekat-dekat. Di Kaltim, kita butuh dukungan dana lebih karena jaraknya jauh,” tuturnya.
Meski sejumlah program harus ditunda, Dispora Kaltim memastikan upaya pembinaan tak akan berhenti. Fokus akan dialihkan pada program prioritas dengan dampak maksimal terhadap perkembangan atlet daerah.
“Kami tetap ingin atlet Kaltim punya panggung. Kalau anggaran terbatas, maka strategi pun harus tepat,” tutup Rasman.