Desa Ponoragan Jadi Sentra Bibit Ikan Air Tawar Terbesar di Kaltim, Produksi Tembus 20 Juta Ekor

Catatan.co, TENGGARONG – Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus mengukuhkan diri sebagai sentra bibit ikan air tawar terbesar di Kalimantan Timur.

Produksi tahunan bibit di desa ini diperkirakan mencapai 15 hingga 20 juta ekor, dengan distribusi meluas ke berbagai wilayah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, mengungkapkan bahwa permintaan pasar terhadap bibit ikan dari Ponoragan sangat tinggi. Bahkan pengiriman dilakukan hampir setiap hari untuk memenuhi kebutuhan pembudidaya.

“Produksinya di sini itu setiap bulan bisa jalan, bahkan setiap hari ada pengiriman keluar karena permintaan bibit cukup tinggi. Rata-rata dalam sebulan bibit itu sudah bisa dipasarkan,” ujarnya, Rabu (18/6/2025).

Meskipun sebagian besar lahan digunakan untuk budidaya ikan konsumsi, potensi pembibitan tetap menjadi andalan utama. Penjualan bibit dilakukan per ekor dan menjadi tulang punggung ekonomi desa.

“Lahan-lahan di Ponoragan ini memang lebih dominan untuk pembudidayaan dibanding pembibitan. Tapi dari sini, kita dikenal sebagai penghasil bibit ikan air tawar se-Kaltim,” tambahnya.

Selain menjual bibit, warga Desa Ponoragan juga mulai mengembangkan produk turunan berbahan dasar ikan konsumsi.

Sektor UMKM olahan ikan menciptakan produk seperti keripik ikan, abon, pempek, hingga pentol ikan.

“Kalau produk olahan ini masih dipasarkan di sekitar sini saja. Karena produksinya masih terbatas. Ikan besar juga kalau masih laku dijual mentah, ya biasanya langsung dijual mentah,” jelas Sarmin.

Produk-produk ini menjadi langkah awal hilirisasi perikanan yang bisa membuka peluang ekonomi baru bagi warga, terutama kelompok perempuan dan pemuda.

Untuk menjaga mutu, bibit ikan yang tidak memenuhi standar kualitas tidak dijual ke pembudidaya. Bibit-bibit tersebut diolah menjadi produk lain agar tidak terbuang sia-sia.

“Namanya bibit itu kan tidak semuanya bagus. Yang jelek jangan sampai sampai ke keramba karena bisa merugikan. Jadi kami olah jadi produk lain, masyarakat di sini menyebutnya ‘babyfish’,” kata Sarmin.

Sarmin juga menegaskan bahwa arah pembangunan Desa Ponoragan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD).

Pemerintah desa dan BPD rutin menggali aspirasi masyarakat untuk dimasukkan ke dalam RKPDes, yang menjadi dasar penyusunan anggaran pembangunan desa.

Dengan fokus pada sektor unggulan perikanan dan penguatan ekonomi berbasis UMKM, Desa Ponoragan menjadi contoh nyata pembangunan desa yang berpihak pada potensi lokal dan kesejahteraan masyarakat.