Catatan.co, TENGGARONG – Ketimpangan ekonomi antara perempuan dan laki-laki masih menjadi persoalan serius di Kutai Kartanegara (Kukar). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) pun mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut: memberdayakan perempuan, memperkuat keluarga, dan menekan angka kekerasan dalam rumah tangga.
Plt Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayetno, menyampaikan bahwa ketimpangan ekonomi menjadi akar dari berbagai persoalan sosial yang dialami perempuan.
“Kami fokus pada empat aspek utama. Yang pertama adalah perempuan kepala keluarga. Di Kukar jumlahnya mencapai sekitar 43 ribu orang, mulai dari yang masih muda hingga lanjut usia,” ungkap Hero.Perempuan kepala keluarga di Kukar datang dari berbagai latar belakang: janda, single parent, hingga istri dari suami yang tidak lagi mampu bekerja akibat pemutusan hubungan kerja (PHK), sakit, atau keterbatasan lainnya. Mereka kini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
Hero menegaskan, pemerintah hadir untuk memberi dukungan nyata, baik melalui pelatihan, pendampingan, maupun akses ekonomi agar mereka bisa lebih mandiri dan sejahtera.
Aspek kedua yang menjadi perhatian DP3A adalah pernikahan anak, yang dinilai memunculkan persoalan baru di dalam rumah tangga.
“Tidak sedikit yang mengalami konflik karena suami dan istri masih tergolong anak-anak, bahkan terjadi benturan antara anak dan anak,” ungkap Hero.
Untuk itu, DP3A melakukan pendampingan khusus dan penguatan ekonomi agar keluarga hasil pernikahan usia dini bisa bertahan dan berkembang secara positif.
Di sisi lain, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak juga menjadi perhatian utama. Berdasarkan data DP3A, dari 97 kasus yang ditangani, 82 persen dipicu oleh persoalan ekonomi.
“Mayoritas korban berasal dari keluarga yang menghadapi tekanan ekonomi berat,” jelasnya.
Fokus keempat DP3A adalah pemberdayaan pekerja perempuan, agar mereka memiliki ketahanan dan kapasitas lebih baik dalam menghadapi tekanan sosial maupun pekerjaan. Program ini mencakup pelatihan keterampilan, literasi keuangan, dan penguatan mental.
Hero menegaskan bahwa keseluruhan program tersebut dijalankan dengan pendekatan kolaboratif, menggandeng lembaga, komunitas, dan sektor swasta agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.
DP3A Kukar tidak hanya ingin menciptakan perempuan yang kuat, tetapi juga keluarga yang kokoh dan masyarakat yang lebih adil.
“Dengan dukungan semua pihak, kami berharap Kutai Kartanegara bisa menjadi kabupaten yang benar-benar mengedepankan kesetaraan dan keadilan, tidak hanya dalam ekonomi, tetapi juga hukum dan politik,” tutup Hero. (adv)




