Catatan.co – Gaza Menjerit Kelaparan, Saatnya Umat Islam Bersatu. Hari terus berganti, tapi tidak ada yang berubah dengan kondisi warga Gaza, Palestina. Hingga detik ini nyawa mereka terus terancam. Bukan hanya karena serangan bom Zionis semata, tapi akibat kelaparan hebat yang melanda.
Sebagaimana yang disampaikan Direktur salah satu rumah sakit di sana. “Setiap saat, kasus kelaparan baru tiba di rumah sakit kami,” kata Mohammed Abu Salmiya, Direktur Al-Shifa, kepada para wartawan. Dirinya tak lagi bicara soal gelombang pasien, tetapi tsunami kematian yang datang dalam hitungan menit.
(https://www.cnbcindonesia.com/research/20250723095945-128-651426/tsunami-kelaparan-ribuan-anak-gaza-tewas-karena-kurang-gizi)
Situasi ini dimulai ketika Zionis -atas aràhan Amerika Serikat- memberlakukan blokade total sejak 2 Maret 2025. Meskipun sempat ada pelonggaran melalui sistem pengiriman bantuan lewat tentara AS ataupun badan amal Gaza Humanitarian Foundation (GHF), nyatanya hal ini tidak membantu. Justru malah memperburuk terjangkaunya bantuan yang bisa diperoleh penduduk Gaza, karena titik bantuan sangatlah jauh dan terbatas.
Sementara itu, truk-truk dan paket bantuan yang siap masuk maupun antre menunggu perizinan di depan pintu perbatasan, justru dihancurkan. Bukan satu dua, melainkan ribuan paket yang berisi bantuan pangan, bahan bakar, dan obat-obatan. Hal ini dikutip dari sumber-sumber militer Israel yang melaporkan bahwa Lembaga Penyiaran Israel (KAN) mengonfirmasi militer Israel telah menghancurkan puluhan ribu paket bantuan yang sebagian besarnya berisi makanan dan obat-obatan.
(https://international.sindonews.com/read/1597951/43/israel-hancurkan-lebih-dari-1000-truk-bantuan-saat-gaza-hadapi-kelaparan-parah-1753492042)
Gaza Makin Terancam
Semenjak itu, warga Gaza yang hidup dalam tekanan keterbatasan dan pengepungan penuh Israel menjadi sangat terancam. Setiap harinya, ada bayi maupun anak-anak tewas akibat kekurangan gizi akut. Tidak jarang kondisi terakhir mereka hanyalah tulang yang berbalut kulit.
Fakta tersebut sangat jelas menggambarkan betapa tersiksanya tubuh anak-anak kecil tersebut, bahkan hingga nafas terakhir mereka. Dari sini kita bisa melihat, bahwa tujuan Zionis Yahudi bukan sekadar memerangi kelompok tertentu, melainkan ingin menghabisi seluruh penduduk Gaza yang tersisa dengan cara baru, yakni genocide by starvation. Seolah nyawa manusia hanyalah permainan seru yang sepuasnya bisa dinikmati.
Rasulullah saw. bersabda, “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai dan Tirmidzi)
Pengkhianatan Penguasa Muslim
Sementara itu, pemimpin Mesir, negara terdekat Gaza justru berkhianat dengan melakukan tekanan terhadap Imam Besar Al-Azhar untuk mencabut pernyataannya tentang Zionis. Padahal dunia telah menyaksikan pelaparan sistematis ini secara langsung. Para penguasa muslim ibarat buta dan tuli atas kejadian di Gaza hari ini. Seolah tidak ada ikatan iman di antara sesama muslim.
Rasulullah saw. telah mengingatkan bahwa kaum muslim itu ibarat satu tubuh, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: Pelaparan Sistemis Gaza
Persatuan Islam
Hal ini jauh berbeda dengan dulu ketika kemuliaan umat masih terjaga dengan adanya persatuan umat di bawah satu komando kepemimpinan. Seperti kisah Al-Mu’tasim yang langsung mengerahkan puluhan ribu prajurit ke Ammuriah (wilayah Turki) saat mendengar seorang muslimah dilecehkan. Pun saat Sultan Abdul Hamid II menolak mentah-mentah ketika Theodore Herzl meminta daerah Palestina untuk diserahkan kepada Zionis.
Dengan adanya persatuan umat Islam seluruh dunia, akan mampu mengerahkan militer untuk menolong penduduk Gaza dari kekuatan Zionis dan sekutunya. Bahkan melawan kesombongan mereka selama ini. Sayangnya, semenjak kemenangan AS dan sekutu saat Perang Dunia ke-2, mereka menjalankan strategi belah bambu atas wilayah umat Islam. Hingga terpecah menjadi wilayah-wilayah kecil yang tersekat batas nasionalisme. Kekuatan umat Islam pun menjadi hilang.
Khatimah
Inilah masalah yang seharusnya kita sadari. Sampai kapan pun, Gaza tidak akan pernah terlindungi dan bebas, kecuali umat Islam bersatu hingga mampu menciptakan kekuatan besar untuk melindungi kemuliaan Islam dan umatnya di berbagai penjuru dunia. Setelah umat muslim menyadari pentingnya persatuan di bawah satu kepemimpinan ini, maka dengan izin Allah Swt. kemenangan itu sudah dekat di depan mata.
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Annur ayat 55, “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik.”
Wallahu a’lam bishawab.[]
Penulis: Siti Nur Aisyah
(Mahasiswi)