Catatan.co, TENGGARONG – Sejak diresmikan awal 2025, Taman Tanjong telah menjelma sebagai magnet baru bagi warga Kutai Kartanegara (Kukar). Berlokasi strategis di jantung Kota Tenggarong, taman ini kini menjadi destinasi favorit untuk bersantai, berfoto, hingga bermain bersama keluarga.
Setiap akhir pekan, suasana taman ramai oleh pengunjung dari berbagai usia. Anak-anak berlarian di atas hamparan rumput sintetis, muda-mudi berswafoto di area taman yang artistik, sementara keluarga menikmati waktu santai sambil mencicipi kuliner lokal dari deretan UMKM yang berjejer di sekitar taman.
Dengan desain modern berpadu nuansa hijau, jalur pedestrian yang luas, serta fasilitas publik yang ramah anak dan difabel, Taman Tanjong sukses menghadirkan ruang terbuka yang inklusif dan menyenangkan.
Namun di balik keindahannya, terselip tantangan besar: kesadaran pengunjung terhadap kebersihan masih rendah.
“Kami masih sering menemukan sampah berserakan, padahal tempat sampah sudah disediakan dan rambu larangan membuang sampah sembarangan terpasang di banyak titik,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, Slamet Hadiraharjo, Selasa (10/6/2025).
Slamet menegaskan bahwa taman ini dibangun sebagai ruang bersama yang bisa dinikmati siapa saja secara gratis. Karena itu, kesadaran untuk menjaga kebersihannya juga harus menjadi tanggung jawab bersama.
“Pemkab Kukar sudah memberikan fasilitas terbaik. Tapi tanpa partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan, semua upaya itu akan sia-sia,” tegasnya.
Pengelolaan Taman Tanjong melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD): DLHK dan Dinas PU untuk pemeliharaan taman, Dishub untuk penataan parkir, DiskopUKM dalam pengelolaan aktivitas UMKM, serta Satpol PP untuk keamanan. Setiap pagi, Pasukan Merah Putih dikerahkan sejak dini hari untuk membersihkan area taman dari sisa aktivitas malam sebelumnya.
“Kami tidak pernah absen. Tapi kalau masyarakat tidak ikut menjaga, upaya ini tidak akan pernah cukup,” tambah Slamet.
Taman Tanjong bukan hanya fasilitas rekreasi, tapi simbol transformasi wajah kota dan bukti nyata visi Kukar dalam menciptakan ruang publik yang nyaman. Namun, tantangan utama bukan hanya soal infrastruktur, melainkan soal budaya.
Slamet berharap taman ini bisa menjadi contoh destinasi wisata yang bersih dan tertib, sejalan dengan semangat program One Zero Waste yang terus digencarkan Pemkab Kukar.
“Mari kita rawat taman ini bersama. Fasilitas sudah disiapkan, tinggal bagaimana kita sebagai masyarakat menunjukkan rasa memiliki dan tanggung jawab,” pungkasnya. (adv)