Catatan.co – Premanisme Meresahkan, Islam Memberi Jaminan Keamanan. Premanisme adalah tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memaksakan kehendaknya melalui intimidasi, kekerasan, atau ancaman. Fenomena ini tentu meresahkan masyarakat karena dapat memicu rasa takut dan mengganggu ketertiban umum.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengungkapkan aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat (Ormas) tengah menjadi sorotan Presiden Prabowo Subianto. “Jadi Pak Presiden, pemerintah, betul-betul resah,” kata Prasetyo, ketika ditanya terkait Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Organisasi Kemasyarakat (Ormas), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (9/5/2025).
(https://www.cnbcindonesia.com/news/20250509154719-4-632481/aksi-premanisme-berkedok-ormas-mensesneg-presiden-prabowo-resah)
Meresahkan Masyarakat
Aksi premanisme yang dibungkus melalui ormas telah menciptakan keresahan juga tidak menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Menurut Prasetyo, Presiden sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian untuk menemukan jalan keluar terkait masalah ormas yang meresahkan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, juga mengungkapkan upaya kongkret yang bakal dilakukan pemerintah untuk menindak tegas perilaku premanisme dan aktivitas ormas yang meresahkan masyarakat. “Kami akan segera membentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas serta melakukan pembinaan terhadap ormas-ormas bermasalah yang mengganggu keamanan dan menghambat investasi. Satgas ini akan melibatkan TNI, Polri, dan seluruh instansi terkait dalam satu komando yang terpadu dan responsif,” jelas dia, dalam keterangan.
Penyebab Maraknya Premanisme
Melihat maraknya premanisme, pemerintah pun akhirnya membentuk Satgas Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas. Satgas ini diyakini dapat menangani aktivitas yang mengganggu ketertiban umum dan menghambat iklim investasi. Sayangnya, masih ada keraguan publik yang mengganjal, yakni akankah kehadiran Satgas Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas dapat mencegah terjadinya aksi premanisme?
Jika dicermati, maraknya premanisme biasanya disebabkan oleh gabungan faktor struktural, sosial, dan ekonomi.
Pertama, kemiskinan dan pengangguran. Keterbatasan lapangan pekerjaan dan tekanan ekonomi menyebabkan sebagian orang mencari penghasilan lewat cara ilegal atau kekerasan.
Kedua, lemahnya penegakan hukum yang tidak tegas oleh aparat memicu premanisme tumbuh subur. Ada juga kasus di mana oknum aparat justru berkolusi dengan para preman.
Ketiga, kesenjangan sosial. Ketimpangan antara si kaya dan si miskin memantik frustrasi sosial yang bisa dimanipulasi oleh kelompok preman sebagai bentuk “perlawanan”.
Keempat, kurangnya pendidikan dan kesadaran hukum. Minimnya akses pendidikan menjadikan sebagian masyarakat tidak memahami hak dan kewajiban hukum, sehingga rentan terpengaruh oleh kekuatan preman.
Semua penyebab di atas berawal dari regulasi yang diterapkan di negeri ini, yaitu sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Oleh karena itu, masalah premanisme tidak bisa dilihat dari satu sisi semata, karena hal ini bukan fenomena instan yang tiba-tiba muncul. Ada peran sistem yang memicu budaya premanisme hingga sulit diberangus, yaitu sistem kehidupan sekuler kapitalisme.
Faktanya, penerapan sistem kehidupan sekuler kapitalisme telah memproduksi kemiskinan, kesulitan hidup, sempitnya lapangan kerja, serta ketimpangan sosial. Kemiskinan dipicu bukan karena rakyat malas bekerja, tetapi regulasi negara yang tidak memihak kepentingan rakyat.
Sistem sekuler kapitalisme menyebabkan negara hanya berdiri sebagai regulator dan fasilitator bagi kepentingan pemilik modal. Alhasil, lahirlah kebijakan prokapitalis dengan menihilkan kemaslahatan rakyat. Padahal, seharusnya urgensitas keberadaan negara adalah menjamin kehidupan rakyat.
Islam Menyolusi Premanisme
Sistem Islam memiliki konsep hidup yang komprehensif dalam menyelesaikan persoalan kehidupan, termasuk premanisme. Sistem Islam akan membangun ketakwaan komunal secara menyeluruh. Pun prinsip keadilan dan pengurusan negara Islam dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat akan menciptakan kehidupan yang harmonis dan seimbang.
Ada mekanisme Islam dalam mewujudkan situasi kondusif dalam kehidupan masyarakat.
Pertama, membangun ketakwaan individu dan juga komunal melalui sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Pendidikan Islam bertujuan agar peserta didik memiliki pola pikir dan pola sikap islami.
Kedua, menegakan budaya amar makruf nahi munkar. Ketika aturan Islam menjadi napas dalam menjalani kehidupan, masyarakat akan berpemahaman sama terkait perbuatan maksiat. Dengan pemahaman ini, akan tercipta kebiasaan saling menasihati dalam kebaikan.
Ketiga, menegakkan sistem sanksi Islam. Dalam menerapkan sanksi bagi pelaku kekerasan, dilihat jenis pelanggarannya. Sanksi atas aksi premanisme ditetapkan sesuai jenis kejahatannya.
Keempat, adanya optimalisasi aparat penegak hukum dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Begitulah sistem Islam. Islam sangat menentang segala bentuk kezaliman dan kekerasan. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka...” (QS. Hud: 113)
Nabi Muhammad saw. juga bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang orang lain merasa aman dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Walahu’alam bishawab.[]
Penulis: Neni Resmi (Aktivis Muslimah)




