Jambore Daerah Jadi Andalan Dispora Kaltim Sambil Tunggu Arahan Pusat

Catatan.co, SAMARINDA – Di tengah belum keluarnya arahan resmi dari Kemenpora RI soal program pertukaran pemuda antar provinsi tahun 2025, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur terus memaksimalkan potensi internal melalui kegiatan seperti Jambore Pemuda Daerah. Upaya ini menunjukkan ketahanan sistemik dalam pengembangan pemuda berbasis lokal.

Hal itu disampaikan Analis Kebijakan Bidang Pengembangan Pemuda, Rusmulyadi, pada pembukaan seleksi Singapore Indonesia Youth Leaders Exchange Program (SIYLEP) di kantor Dispora Kaltim, Rabu (14/05/2025). Ia menuturkan belum ada kepastian soal lokasi dan kuota dari Kemenpora RI untuk program PPAP 2025.

“Pertukaran antar provinsi hingga detik ini kami belum mendapat surat juknis dari Kemenpora RI terkait lokasi pertukaran pemudanya serta berapa banyak jatah peserta dari Kaltim,” ujar Rusmulyadi kepada awak media.

Dalam konteks pembangunan daerah, inisiatif seperti Jambore Pemuda Daerah berperan sebagai buffer program, yaitu inisiatif pengganti yang mencegah stagnasi kegiatan saat kebijakan pusat belum jelas. Kegiatan ini juga mendorong terbentuknya learning community di kalangan pemuda.

Rusmulyadi menekankan bahwa Dispora Kaltim tetap siap mengirimkan peserta untuk program nasional jika sudah ada arahan dari Kemenpora.

“Kaltim, berapapun yang diberi jatah, bahkan 10 atau 20 orang pun, kami kirim,” ujarnya.

Program SIYLEP yang saat ini tengah berjalan menjadi salah satu bentuk diplomasi budaya dan pertukaran kepemimpinan generasi muda yang bernilai strategis. Dalam kerangka teori hubungan internasional, kegiatan ini disebut sebagai soft diplomacy, yang mempererat hubungan bilateral melalui kolaborasi non-militer.

Sementara itu, kegiatan Jambore Pemuda Daerah tetap menjadi program rutin yang diandalkan Dispora Kaltim untuk menyemai semangat gotong royong dan toleransi lintas kabupaten/kota. Ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang menempatkan manusia sebagai inti kemajuan daerah.

“Di situ, para pemuda dari masing-masing kabupaten/kota berkesempatan untuk saling berbagi budaya, pengetahuan, dan keterampilan,” pungkas Rusmulyadi.

Ia berharap jejaring ini dapat melahirkan pemuda tangguh yang mampu bersaing secara nasional dan global.