Perang Timur Tengah, Ketakutan Global, dan Solusinya

Perang Timur Tengah, Ketakutan Global, dan Solusinya

Catatan.co – Perang Timur Tengah, Ketakutan Global, dan Solusinya. Serangan keji Zionis Israel makin merajalela, tidak hanya di atas bumi Palestina. Namun, juga merambah pada negeri lainnya. Seperti dalam berbagai liputan berita yang kita saksikan setiap hari peperangan. Kali ini pemanasan perang antara Iran dan Israel juga menjadi topik utama.

Akibatnya, ketakutan global pun meningkat, terutama dalam sektor perekonomian yang dianggap akan semakin terjepit keadaannya. Sebab, peperangan Timur Tengah yang merupakan wilayah terkaya di dunia dengan sumber daya alam energi minyak, akan membuat produktivitas minyak mengalami permasalahan. Apalagi bagi Iran sendiri yang dikenal sebagai salah satu negeri produsen minyak besar dunia, di mana ia adalah negeri yang selama ini rajin melakukan ekspor lebih dari dua juta barel per harinya.

Selain itu, Iran juga sudah menyatakan akan mencoba menutup jalur distribusi minyak global di wilayah Selat Hormus. Dengan begitu, tekanan perekonomian pun akan semakin turut mengalami gangguan sehingga minyak yang merupakan salah satu poin utama dalam pengelolaan industri akan membuat inflasi harga-harga barang meningkat tajam.

Tak cukup hanya itu, Amerika Serikat yang sudah jelas menunjukkan diri sebagai pembela dan pembantu para Zionis pun tampaknya justru akan lebih diuntungkan dalam peperangan ini. Sebab, dalam aspek perekonomian, dampak perang ternyata juga akan lebih membuat nilai mata uang dolar Amerika Serikat meningkat dan menguat. Sementara nilai tukar masing-masing mata uang negara akan melemah. Dalam dunia perekonomian saat ini, dolar Amerika Serikat adalah induk mata uang asing dunia. Akibatnya, para pengusaha pun akan memilih melakukan perlindungan aset investasi mereka di tengah gejolak ekonomi menggunakan dolar.

https://www.cnbcindonesia.com/research/20250616095830-128-641276/perang-israel-vs-iran-4-hal-mengerikan-ini-bikin-ri-dunia-was-was

Namun, jika diusut lebih jauh, sebenarnya ketakutan-ketakutan global tersebut akan mudah untuk segera diakhiri. Andai kapitalisme dan nasionalisme yang banyak negara-negara terapkan sekarang diganti dengan ideologi Islam daalam sebuah negara Islam.

Karena, dari sudut pandang kesatuan pemerintahan, negara Islam tidaklah menggunakan ideologi nasionalisme yang memisah-misahkan umat dalam bingkai kenegaraan. Negara Islam justru akan menyatukan negeri-negeri muslim di seluruh penjuru dunia dalam satu ikatan politik resmi dengan landasan keimanan. Sesuai dengan firman Allah Yang Maha Kuasa dalam surah Ali Imron ayat 103 :

Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allâh mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allâh menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allâh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

Dari kesatuan politis yang dilandasi iman tersebut, maka ketika suatu negeri diancam dan diserang, negeri itu pun tidak akan sibuk dan kewalahan untuk menyelamatkan diri sendiri. Pertolongan dari wilayah negeri-negeri Islam lainnya akan segera datang dengan pengiriman pasukan jihad oleh Khalifah.

Dengan begitu, serangan musuh pun tidak akan meluas. Perdamaian bisa dirasakan secara nyata, kejahatan dan kekejaman bisa segera diakhiri.

Selanjutnya, dalam masalah ekonomi, mata uang kertas tertentu dari suatu negara yang ditunjuk sebagai induk standardisasi mata uang dunia sebenarnya adalah suatu penjajahan ekonomi. Karena, kendali nilai tukar mata uang global hanya dipegang oleh satu negara adidaya dengan kurs spekulatif uang kertasnya tanpa nilai keadilan yang bijaksana.

Berbeda, jika nilai induk mata uang itu ditujukan pada emas yang memiliki sifat tahan lama, tidak seperti kertas yang mudah rusak dan aktivitas pembuatan yang tidak sama dengan kandungan nilai tukarnya.

Dengan demikian, ketika negara Islam menggunakan emas sebagai mata uangnya, maka negara Islam pun bisa mandiri tanpa tekanan penjajahan mata uang dari mana pun. Karena fokus standardisasi mata uang negara Islam adalah emas yang memiliki kestabilan nilai dalam segala kondisi sehingga jika terjadi berbagai macam peristiwa pun nilai-nilai harta dari masyarakat dan negara akan tetap aman dan normal.

Rasulullahﷺ bersabda, “Waktu pasti datang pada setiap manusia dengan tidak meninggalkan perbedaan yang berarti ketika manusia menggunakan dinar dan dirham sebagai alat transaksi yang aman”. (Musnad Imam Ahmad).

Lantas, apakah kita masih tetap waswas akan terjadi perang dunia ini? Padahal petunjuk murni penyelesaiannya telah ada untuk segera kita jalani. Wallahu a’lam. []

Penulis. Ummi Fatih (Ibu Peduli Negeri)