Catatan.co, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) terus mendorong pertumbuhan UMKM lokal dengan menghadirkan pusat kuliner dan produk unggulan daerah di kawasan strategis Bundaran Tuah Himba. Kawasan ini sedang disulap menjadi Pujasera modern yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai ikon wisata dan sentra UMKM bagi masyarakat dan wisatawan.
Proyek yang digarap oleh Dinas Pekerjaan Umum ini akan segera rampung dan dilanjutkan dengan tahap pengelolaan oleh sejumlah instansi terkait. Kawasan UMKM akan berada di bawah naungan Dinas Koperasi dan UKM (DiskopUKM), sementara gedung utama atau “ekor” akan dikelola oleh Dinas Pariwisata. Selain itu, peran DLHK dan instansi lain juga akan dilibatkan demi memastikan kelestarian lingkungan dan keterpaduan fungsi kawasan.
Kabid Pengembangan UKM DiskopUKM Kukar, Fathul Alamin, mengatakan bahwa Pujasera ini dirancang bukan sekadar sebagai tempat jual beli makanan, tetapi sebagai ruang hidup baru bagi ekonomi kreatif Kukar.
“Kami ingin tempat ini menjadi rumah bagi UMKM yang selama ini belum mendapat ruang di lokasi strategis seperti Simpang Hode Etam. Seleksi akan dilakukan dengan sistem kurasi agar produk yang masuk benar-benar berkualitas dan memiliki daya tarik,” ujar Fathul.
Proses kurasi akan menilai UMKM berdasarkan jenis produk, kualitas, legalitas usaha, hingga potensi nilai jual dan daya tariknya. Target awal tersedia sekitar 80 tenant, namun jumlah ini bisa bertambah sesuai perkembangan.
Selain makanan dan minuman, pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh khas Kukar, produk olahan siap bawa, dan aksesoris lokal. Untuk mempermudah wisatawan, akan dibangun UKM Center, tempat semua produk unggulan Kukar dipajang dalam satu lokasi representatif.
DiskopUKM Kukar mengusulkan konsep operasional 24 jam agar kawasan ini terus hidup sepanjang hari. Mulai dari pagi untuk olahraga dan sarapan, siang sebagai tempat makan pekerja dan pelintas, hingga malam sebagai tempat bersantai dan kumpul keluarga.
“Pujasera ini bukan hanya proyek fisik, tapi bagian dari transformasi ekonomi daerah. Kami ingin menghadirkan tempat yang berdenyut 24 jam dan bisa menjadi wajah baru Kukar,” tambah Fathul.
Awalnya, Bupati Kukar Edi Damansyah menargetkan kawasan ini beroperasi sebelum Ramadan 2025. Namun, karena beberapa penyesuaian teknis, kini ditargetkan siap fungsional pertengahan tahun dan beroperasi penuh pada Oktober 2025.
“Harapannya, Bundaran Tuah Himba bisa menjadi magnet baru. Wisatawan yang datang ke Kukar tak perlu bingung cari kuliner atau oleh-oleh—cukup ke satu tempat ini saja,” pungkas Fathul.
Dengan konsep yang matang dan keterlibatan berbagai pihak, Pujasera Bundaran Tuah Himba diharapkan menjadi pusat pertumbuhan UMKM sekaligus destinasi kuliner unggulan yang memperkuat identitas ekonomi kreatif Kukar di masa depan. (adv)