Catatan.co, TENGGARONG – Pemerintah Desa Kerta Buana membangun sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air pertanian.
Dengan fasilitas baru ini, petani berpeluang meningkatkan intensitas tanam dari dua menjadi tiga kali setahun, sekaligus menekan biaya produksi.
Kepala Desa Kerta Buana, I Dewa Ketut Basuki, menyebut kehadiran sumur bor ini sebagai jawaban atas kebutuhan krusial masyarakat, khususnya para petani yang selama ini kesulitan mendapatkan pasokan air stabil untuk mengelola lahan mereka.
“Sumur bor ini adalah kebutuhan nyata petani kami. Kami sangat bersyukur karena akhirnya keinginan masyarakat untuk memiliki sumber air pertanian yang andal bisa terwujud,” ujar Dewa Basuki, Kamis (29/5/2025).
Ia menjelaskan, sektor pertanian di Kerta Buana memiliki potensi besar, namun selama ini terkendala akses air yang tidak stabil—terutama saat musim kemarau.
Kini, dengan hadirnya sumur bor dan dukungan infrastruktur jalan usaha tani, intensitas tanam diperkirakan bisa meningkat dari dua menjadi tiga kali setahun.
“Ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Kalau tanam bisa tiga kali, otomatis produksi dan penghasilan juga akan meningkat,” imbuhnya.
Manfaat langsung sumur bor juga dirasakan oleh para petani setempat. Nyoman Sudiarta (51), petani yang mengelola lahan padi seluas dua hektare, mengaku optimis produksi tahun ini akan lebih baik dari sebelumnya.
“Biasanya kami panen dua kali, tapi kadang gagal karena air kurang. Sekarang dengan sumur bor ini, kami bisa tanam lebih cepat dan lebih aman, terutama saat kemarau,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa biaya operasional pertanian bisa ditekan karena petani tak perlu lagi membeli air dari sumber luar atau menyewa pompa tambahan.
“Dulu kalau kering, kami harus gali sumur kecil dan sewa mesin. Sekarang air tinggal disalurkan dari sumur bor yang sudah dibangun pemerintah. Ini sangat membantu,” ujarnya.
Kepala desa juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kelompok tani dalam pemanfaatan dan perawatan fasilitas yang telah tersedia.
Selain itu, pendampingan teknis dari penyuluh pertanian juga akan diperkuat agar pemanfaatan air irigasi benar-benar efisien dan berkelanjutan.
“Kami siap mengawal dan menjaga agar manfaatnya bisa dirasakan jangka panjang oleh seluruh warga. Infrastruktur ini harus menjadi titik balik pertanian desa,” tegas Dewa Basuki.
Pembangunan sumur bor ini diharapkan menjadi model kolaborasi sukses antara pemerintah daerah, desa, dan masyarakat dalam membangun sistem pertanian yang tangguh, produktif, dan mandiri.




