Merajut Taman Surga Dunia

Merajut Taman Surga Dunia

Catatan.coMerajut Taman Surga Dunia. Setiap insan mendambakan keluarga yang bahagia penuh cinta dan keberkahan. Sebuah rumah tangga yang dihiasi sakinah, mawadah wa rahmah ketenangan yang menentramkan, kasih sayang yang melimpah, serta cinta yang mengakar karena Allah. Dalam merajut keluarga semacam ini, lahirlah pribadi-pribadi yang saleh dan salihah, anak-anak cerdas dan berakhlak mulia, serta suami-istri yang saling menguatkan dalam iman dan perjuangan.

Keluarga bukan sekadar tempat tinggal, namun ia adalah pondasi peradaban. Dari sinilah generasi unggul tumbuh, dibina dengan nilai-nilai Islam yang utuh. Sejarah telah membuktikan bahwa peradaban Islam yang gemilang bermula dari keluarga-keluarga yang kokoh iman dan akhlaknya. Maka tak berlebihan jika Islam memberi perhatian besar terhadap bangunan keluarga

Fungsi Keluarga

Islam memandang dalam merajut keluarga bukan sekadar ikatan sosial, namun juga memiliki fungsi strategis dan politis. Ayah dan ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, membentuk interaksi komunikasi yang harmonis, mendidik, mencintai, dan menumbuhkan keimanan. (https//:alwaie.net)

Dalam sistem Islam, suami adalah pemimpin keluarga. Allah berfirman:

Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. an-Nisa: 34)

Seorang suami bertanggung jawab penuh atas nafkah, perlindungan, dan kepemimpinan rumah tangga. Ia tak sekadar mencari rezeki, namun juga mencurahkan cinta, perhatian, dan arahan kepada istri dan anak-anaknya.

Sementara istri adalah ratu dalam rumah, ummun wa rabbatul bayt, sebagai ibu pengatur rumah tangga dan mencetak generasi unggul. Perannya adalah merawat, mengasuh dan mendidik anak-anak agar menjadi orang yang berakhlak mulia di hadapan Allah Swt.

Ibu juga yang membimbing, mengatur, dan menyelesaikan setiap pekerjaan dalam rumahnya. Mengkondisikan suasana rumah tetap nyaman serta kondusif. Dan memastikan setiap anggota keluarga merasa betah di dalamnya.

Ajaran Islam telah mengatur dengan sangat rinci, menempatkan kedudukan seorang istri sebagai mitra utama bagi suaminya. Di antara keduanya senantiasa membangun hubungan persahabatan dengan penuh kasih sayang. Ia menjalankan perannya sebagai istri penuh dengan keikhlasan seperti: menyiapkan makanan untuk suaminya, mencuci pakaiannya, menjaga kebersihan rumah, melayani segala keperluan suaminya dengan makruf dan seterusnya.

Rasulullah saw. bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bercermin dari Keluarga Rasulullah saw.

Rumah tangga Rasulullah saw. adalah cermin terbaik bagi setiap Muslim. Beliau adalah sosok suami yang paling lembut, penuh kasih, dan senantiasa memuliakan istri-istrinya. Dalam sebuah hadis disebutkan:

Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku.” (HR. Ibnu Majah)

Beliau tak segan membantu pekerjaan rumah, menjahit bajunya sendiri, dan bersikap sangat lembut kepada istri-istrinya.

Begitu pula dengan rumah tangga Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra. Keduanya hidup dalam kesederhanaan, namun dipenuhi cinta dan ketakwaan. Rasulullah saw. pernah membagi tugas kepada mereka:

Wahai Fatimah, engkau bertugas mengerjakan pekerjaan rumah, dan wahai Ali, engkau bertugas mengurus urusan di luar rumah.”

Fatimah bekerja keras di rumah, menumbuk gandum hingga tangannya melepuh, sementara Ali berjuang di luar rumah untuk mencari nafkah. Keduanya menjadi teladan agung dalam kesabaran, keteguhan, dan cinta karena Allah.

Membangun Keluarga Islami

Keluarga islami bukan sekadar status, melainkan perjalanan menuju keridaan Allah. Ia dibangun dengan iman, ditopang dengan ilmu, dan dihiasi akhlak. Setiap anggota keluarga memahami perannya: suami sebagai qawwam, istri sebagai pengatur rumah tangga, dan anak-anak sebagai amanah yang harus dididik dengan nilai-nilai tauhid.

Dengan menjalankan peran masing-masing sesuai tuntunan Islam, maka rumah tangga akan menjadi taman surga di dunia. Islam telah menetapkan aturan yang sempurna yang jika ditegakkan secara menyeluruh akan mengantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Khatimah

Demikianlah indahnya tatanan merajut keluarga dalam Islam. Ketika setiap individu menjalani perannya dengan ikhlas dan ilmu, maka akan terbangun rumah tangga yang kokoh, menjadi batu bata dalam bangunan umat. Dari keluarga inilah lahir generasi rabbani pemimpin masa depan yang cemerlang.

Semoga Allah karuniakan kepada kita keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, yang menjadi penyejuk mata di dunia dan penuntun langkah menuju surga-Nya.

Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah al-Furqan ayat 74 berfirman:

Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Wallāhu a‘lam bishawwab []

Penulis: Mimy Muthmainnah

(Pegiat literasi)