Dispora Kaltim Luncurkan SPOBDA, Bentuk Kemandirian Olahraga Daerah

Catatan.co, SAMARINDA – Ketika sentralisasi program olahraga nasional tak lagi menjamin kontinuitas pembinaan, Kalimantan Timur menjawab dengan solusi berbasis lokal: SPOBDA. Sentra Pembinaan Olahraga Berbakat Daerah ini lahir sebagai sistem baru untuk mengawal proses regenerasi atlet di masa pasca-DBON.

Berakhirnya DBON meninggalkan kekosongan yang signifikan, terutama bagi 76 atlet muda yang sebelumnya tergabung dalam program tersebut. Dispora Kaltim tak tinggal diam dan segera meluncurkan SPOBDA untuk memastikan kesinambungan latihan dan pendampingan.

“Kami sedang dalam masa transisi. Kalau sebelumnya pendanaan dari DBON, sekarang kami arahkan agar bisa masuk dalam pos belanja langsung pemerintah daerah,” ujar Rasman Rading.

Secara manajerial, SPOBDA memadukan prinsip pembinaan berorientasi target dan efisiensi alokasi anggaran.

“Tidak mudah memang, tapi komitmen kami jelas: jangan sampai pembinaan berhenti. Atlet tetap berlatih seperti biasa,” tambahnya.

Dalam perspektif sport science, konsistensi latihan dan evaluasi performa menjadi indikator utama dalam pembinaan. Rasman menyampaikan bahwa SPOBDA menerapkan sistem promosi dan degradasi atlet.

“Kami ingin kualitas pembinaan terjaga. Siapa pun yang masuk SPOBDA, harus terus berkembang. Kalau tidak, akan kami rotasi,” katanya.

Selain aspek teknis, SPOBDA juga mengembangkan cabang olahraga strategis. Fokus diarahkan pada cabor perorangan yang dinilai lebih mampu mencetak medali secara efisien.

“Sesuai instruksi Pak Gubernur, kita akan tambah cabang renang. Ini bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat peluang medali Kaltim,” jelas Rasman.

Dengan SPOBDA, Dispora Kaltim membuktikan bahwa penguatan olahraga tidak harus bergantung pada pusat, melainkan dapat dikelola secara inovatif di tingkat daerah, dengan sistem yang adaptif dan berbasis performa nyata.