Search
Close this search box.

Stunting Menurun dengan Ajak Gemar Makan Ikan, Benarkah?

Foto: Emirza Erbayanthi, M. Pd Pemerhati Masalah Sosial

Catatan.co, Samarinda – Stunting akan menurun dengan mengajak warga gemar makan ikan , benarkah? Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus menggencarkan upaya menurunkan angka stunting di Samarinda. Hal ini dikatakan oleh Rusmadi Wongso, Wakil Wali Kota Samarinda pada kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) di Kampung Nelayan Maju Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Samarinda pada Selasa (26-11-2024). Dilansir dari www.kilasberita.id https://www.kilasberita.id/wawali-kota-samarinda-ajak-masyarakat-gemar-makan-ikan-ini-alasannya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, angka kemiskinan di wilayah pesisir mencapai 4,19%, melebihi rata-rata nasional (4%). Jumlah wilayah yang akan mendapatkan perhatian khusus sebagai upaya menyelesaikan kemiskinan sebanyak 63,2% atau 327 kabupaten/kota di wilayah pesisir. Ini karena lebih dari 90% nelayan di negeri ini merupakan nelayan kecil yang menangkap ikan di area pesisir. (Antara, 15-3-2024).

Target penurunan stunting pada 2024 sebanyak 14%. Agar tujuan itu tercapai, berbagai program digulirkan, salah satunya adalah program makan ikan. Benarkah program ini bisa mengatasi masalah stunting?

https://rri.co.id/daerah/1150203/pemerintah-kota-samarinda-komitmen-cegah-stunting)

Mengatasi Stunting Bukan Sekadar dengan Makan Ikan

Angka stunting memang sudah menunjukkan penurunan tetapi bukan berarti tidak ada. Adanya stunting menunjukan kurangnya gizi karena faktor dominan kemiskinan. Kemiskinan terjadi karena sistem bukan hanya faktor individu.

Stunting bukan sekadar masalah kesehatan. Menurut Perpres RI 72/2021, stunting dapat diartikan sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri di bidang kesehatan.

Penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi dan kandungan nutrisi pada anak-anak, pola asuh yang salah karena kurangnya pengetahuan, kurangnya edukasi pada ibu hamil dan menyusui. Buruknya lingkungan sanitasi tempat tinggal. Seperti tidak tersedianya MCK yang layak, juga sulitnya akses kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui.

Dampak stunting dalam jangka pendek anak akan mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata pertumbuhan anak seusianya, dan kemampuan kognitifnya terganggu. Pada jangka panjang akan rentan terjangkit penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, strok, dan disabilitas saat usia tua. Maka, stunting akan memengaruhi kualitas SDM pada masa mendatang.

Jadi, jika upaya yang dilakukan sebatas meminta masyarakat untuk makan ikan, sangat kurang karena tidak semua masyarakat bisa membeli ikan. Jangankan membeli ikan, untuk memastikan hari ini bisa makan saja masih sulit.

Masih banyak kondisi masyarakat yang dalam keadaan miskin. Selama masalah kemiskinan tidak teratasi, stunting dapat dipastikan terus ada di negeri ini. Perlu penyelesaian menyeluruh agar terjadi, “zero stunting”.

Dampak Penerapan Kapitalisme

Ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi gizi adalah akibat kemiskinan yang menerpa sehingga menyebabkan stunting. Walaupun banyak SDA yang dapat dikelola, hasilnya hanya dinikmati kelompok tertentu saja.

Sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Jika pun ada upahnya rendah. Di bawah kapitalisme, dunia dikuasai pemilik modal yang memperkaya dirinya sendiri, sedangkan rakyat biasa diberi remah-remah saja.

Negara juga tidak bisa melakukan apa-apa. Walaupun berbagai solusi teknis dilakukan, tetap saja tidak bisa menyelesaikan karena masalah utamanya belum diselesaikan. Negara tidak mampu menekan para pemodal yang rakus untuk kepentingannya sendiri. Negara hanya memberi regulasi yang menguntungkan para pemodal/kapitalis.

Semua ini karena penerapan sistem kapitalisme sebagai dasar kehidupan. Sistem ini memberi kebebasan para kapitalis untuk menumpuk kekayaan dalam mencapai kepentingan. Akhirnya, si kaya makin kaya, si miskin tambah sengsara. Kalau sudah miskin, rakyat tentu tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara ideal. Apatah lagi untuk beli ikan setiap harinya.

Solusi Solusi Atasi Stunting

Allah Swt., berfirman, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-Araf: 96).

Ayat di atas mengandung perintah untuk bertakwa kepada Allah Taala. Takwa ini dalam segala aspek, baik dalam ibadah ritual maupun perihal mengurus rakyat.

Islam mewajibkan negara mengurusi kebutuhan masyarakat. Pemimpin wajib memahami bahwa hal tersebut merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Islam mewajibkan penguasa hanya mengambil hukum Islam dalam membuat aturan sehingga kebijakan yang lahir bukan karena kepentingan individu/golongan.

Masalah stunting adalah masalah sekunder, sedangkan masalah pokoknya adalah kemiskinan karena penerapan kapitalisme. Oleh karena itu, perlu mencari solusi yang benar, yaitu dengan menerapkan Islam kaffah sebagai dasar kehidupan.

Dengan penerapan Islam yang total, negara akan memenuhi tanggung jawabnya dan tidak akan membiarkan para korporasi menguasai kekayaan alam. Negara akan mengelola SDA dan memberikan hasil pengelolaan itu pada masyarakat.

Sistem keuangan negara Islam yang dikelola melalui baitulmal berasal dari berbagai pos, seperti jizyah, kharaj, ganimah, fai, hingga pengelolaan SDA. Dana yang ada akan digunakan untuk menyejahterakan rakyat dan dialokasikan untuk mewujudkan pendidikan, kesehatan, serta keamanan secara gratis dan berkualitas.

Untuk mengatasi stunting, negara akan menjamin dan memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi, terutama makanan yang dikonsumsi halal dan bergizi. Apabila ada yang masih belum bekerja, negara memberi fasilitas membuka lapangan pekerjaan hingga seseorang bisa memenuhi kebutuhan keluarganya secara baik.

Apabila kebutuhan dasar telah terpenuhi, masyarakat tidak perlu pusing memikirkan biaya pendidikan atau kesehatan. Mereka bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Pemimpin negara yang akan menjamin segala kebutuhan rakyatnya.

Maka, stunting pun bisa dihilangkan. Jadi, satu-satunya sistem yang pantas untuk menyelesaikan masalah stunting secara serius hanyalah Islam secara kaffah. Wallahu’alam[]

Penulis: Emirza Erbayanthi, M. Pd   

Pemerhati Masalah Sosial